From Fenesha



first impression buat Ava? nih dari awal.


Pertama ketemu Ava itu di Balairung. Dengan rambut panjang dan kaos seragam yang mengukir badan dengan agak ketat, fix anak gaul. Minderlah gue (critanya cupu kan) pake behel, badan gemuk, pendek, pake tas jansport kesayangan. Pokoknya 11-100 lah dibanding Ava. Nah, entah mengapa feeling gue rada takut tuh sama Ava, soalnya dari wajahnya sedikit sinis dan gue mikir "ah paling ntar mainnya sama yg gaul2 gitu kan" (critanya udah insaf). Namun kata Ibu dan pepatah modern "don't judge a person by its face". Namun untuk sementara waktu, karena kebutuhan adaptasi, agak mau menyingkirlah gue dari Ava dan cewe-cewe psiko lainnya dan beralih pada cowok-cowok teknik. haha gadeng.


(Foto sebelah kanan adalah foto kedua gue bareng Ava, yang pertama di Balairung tapi entah dimana sekarang fotonya.)
Liat deh gue masih cupu terus gamau deket2 Ava, takut dikira terlalu cupu.
Foto ini kelas pertama bareng Ava. Gara2 sekelas ini, sumpah gue kagum banget sama dia dan mulai saat itu fix pasti ini orang pintar dan jago ngomong. Oke deketin (buat diajarin maksudnya). 
Gue inget kenapa kagum. Pas ditanya dosen kenapa milih jurusan psikologi, Ava jawab dengan lancar bak presenter berita :
"karena saya ingin bisa belajar menilai manusia bukan dari sisi hukum-nya, seperti melihat kesalahan-kesalahannya saja, tetapi juga dari sisi psikologisnya dia, kenapa dia bisa berbuat seperti itu." (kira2 gitu). Langsung lah mendapat applause dari dosen "yak, jawaban bagus. itu psikolog sejati." anjir. gue jawab apan.






Foto ini waktu ketemu Obama mameeeeen. Kira-kira mulai akrablah kita disitu, hm trus lupa. (mau pamer aja gue ketemu Obama)





Sekarang? yaah gausa ditanya hidup Ava pasti hampa tanpa kesomplakan gue.
Takut sama Ava? gak.
Kagum? masih banget. Pintar, eksis organisasi, jago ngomong, kritis, padahal kalo suka ngantuk dan pake kuteks di kelas. Terus bilang sehari sebelum ujian "duuh gue belom belajar gimana dong niih.." tapi besok pagi di kelas udah bisa jelasin ke anak-anak. Menggigil deh  kalo nanya :
"nilai lo berapa, Va?"
"aaaah jelek, A doang"
"kelaut aja loooooooo"
(atogak gini)
"nilai lo berapa, Va?"
"segini doang **"
"oh.. dosen."

Ohya! Bahkan baru-baru ini dia bilang dia pengen lulus 3,5 tahun! myGod, so pasti lah dia cumlaude terus sun pipi kanan kiri sama rektor deh. gapapa deh, soalnya dia udah tau dengan pasti masa depannya. You go girl!

Sekian dulu sejarah saya bersama Ava, semakin lama semakin besar kepala dia hahaha.

Happy Birthday Ava a.k.a Phangel! 
Always wish you much wishes everyday, va! Hope in this year, this new age, you’ll become a new person that you’ve never known you’ll ever be. More cheerful person, better personality, religious, and strong person!
I love you Phangel, I’ll always fond of you for no matter who you are. I know you always worry about anything in the future, but trust me va, future will always find their perfect ways just because God guides them for. God guides you as well. Every obstacle you’ll find in this age, will just help you to be a strong and better Ava.
Keep smart, sexy, and crazy!

Fenesha.
ps: bagus kan va tulisan gue? stop elus2 punggung gue di kelas sambil ngomong "phe-pey.." ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar